Saya senang sekali dengan pagi di hari itu. Langit biru, matahari bersinar cerah, namun udara sejuk membuat saya tetap meringkuk di balik selimut. Tersadar saya tidak sedang berada di Tangerang, maka saya niatkan untuk tak berlama-lama terkurung dalam pulau kapuk.
Di luar, sinar matahari yang masih condong di timur menempel lekat di kulit, memberikan nutrisinya pada saya yang sudah lama tidak menikmati pagi dengan paparan mentari. Jalanan batu yang tersusun sebagai injakan agar rumput tak rusak tampak berkilau dan sebagian pohon masih meneteskan embunnya. Seperti seharusnya, kicauan burung nyaring terdengar, berlomba dengan deru mesin roller coaster yang sedang dipanaskan di Jatim Park Satu di komplek sebelah.
Saya lupa nama vila tempat saya menginap. Namun vila ini terletak dalam sebuah cluster perumahan yang berada di lereng sebuah bukit yang di hadapannya terhampar pemandangan Kota Malang juga pegunungan di sisi lainnya. Arsitektur vilanya unik, ala Jengki dengan adaptasi model interior tahun 90an. Sisi tajam, sudut-sudut unik tak simetris, juga lantai mezzannine dapat ditemukan dalam vila ini.
Meskipun dari luar terlihat kecil, namun tata ruang yang bagus dengan lantai semi basement dan mezzanine membuatnya memiliki banyak kamar tidur (5 kalau tak salah) dan ruang TV, Dapur, serta ruang berkumpul. Selalu ada sudut untuk meletakan barang.
Di sekitar vila, jalan aspal hitam mulus terbentang. Suasana begitu sepi, tanpa mobil dan motor selayaknya komplek milik sendiri. Sesekali terlihat petugas komplek membersihkan jalan dari guguran daun kering. Hati kecil saya menjerit senang, karena bangunan vila lain di komplek ini juga memiliki arsitektur Jengki nan eksotis. Meskipun berbeda ukuran dan bentuk, semua memiliki benang merah gaya arsitektur yang sama.
Saya tidak sempat melakukan riset lebih lanjut tentang kapan kawasan vila ini dibangun, namun jika semua vila ini bangunan yang baru saja didirikan (di atas tahun 90an), jelas kesemuanya sukses membangkitkan nostalgia tentang masa jaya arsitektur yang pernah ngetop di Indonesia di era tahun 50-60an.
Sebelum bangunan minimalis bercat putih dengan hiasan kaca bening ala Skandinavian yang marak hari ini, negeri kita pernah punya gaya bangunan super unik sebagai sebuah perayaan akan kebebasan berekspresi - yang membuat bentuk bangunannya campur aduk dan jadi begitu unik. Selain bersihnya udara dan dinginnya pagi, Vila di Batu Malang ini membekas di hati karena menjadi tempat perayaan nostalgia masa jaya arsitektur Jengki.
Sebelum bangunan minimalis bercat putih dengan hiasan kaca bening ala Skandinavian yang marak hari ini, negeri kita pernah punya gaya bangunan super unik sebagai sebuah perayaan akan kebebasan berekspresi - yang membuat bentuk bangunannya campur aduk dan jadi begitu unik. Selain bersihnya udara dan dinginnya pagi, Vila di Batu Malang ini membekas di hati karena menjadi tempat perayaan nostalgia masa jaya arsitektur Jengki.
Info Vila:
Vila terletak di dalam komplek Klub Bunga Regency.
Lokasinya persis di sebelah Jatim Park 1
Namun, reception vila ini terletak di tepi jalan utama Batu-Malang yang saya lupa apa nama vilanya.
Tarifnya 600rb per malam untuk dua orang. Bisa muat sampai 10 orang.
Tersedia amenities lengkap seperti handuk, sabun, dan air minum sampai kompor. Air panas juga tersedia.
0 comments:
Post a Comment