Minggu lalu saya berulang tahun. Saya sadar, kalau usia ini makin bertambah, sementara tantangan untuk berjalan lebih jauh juga menunggu. Saya sadar, sudah saatnya saya berubah untuk lebih perhatian pada kesehatan diri saya, terutama soal pencernaan.
Umur 23 tahun, saya punya masalah soal asam lambung. Kini, saya harus hindari kopi, karena sudah terlalu asam untuk perut saya. Saya bisa mual, sampai lemes kalau sudah kambuh karena minum kopi. Teh juga sekarang harus cukup jaga-jaga, karena punya kandungan yang bisa memicu asam lambung.
Kamu tahu, salah satu penyebab asam lambung ini muncul karena saya suka makan sudah larut malam. Waktu dulu awal-awal kuliah, aktif kegiatan membuat saya sering nongkrong sampai malam di warung buat diskusi. Makannya Indomie Double Goreng Pake Telor, minumnya es teh, tambah lagi makan donat. Terus bangunnya telat, baru sarapan jam 12 siang yang dirapel dengan makan siang. Makan malamnya larut lagi, dan begitu seterusnya setiap hari.
Luar biasa bukan? Waktu itu sih santai-santai saja, belum terasa akibatnya. Namun, lama-kelamaan saya sadar kalau saya sekarang makin cepat lapar, makannya suka makin nggak waras porsinya, tapi kalau ditahan jadinya perut saya panas. Setelah ke dokter, saya ternyata divonis punya sakit maag, dan kini harus menjaga makan agar tidak terlalu kebablasan dan teratur waktunya.
Appreciate your self more! |
Di tahun ini, ketika usia saya genap 23 tahun, saya tekadkan untuk bisa lebih menghargai diri saya sendiri. Kalau tahun-tahun lalu saya sering membaktikan diri pada orang lain sampai lupa mengurus diri, kini saya akan lebih fokus mengurus diri saya. Saya traveling supaya mendapatkan sudut pandang baru tentang hidup, sering berjalan kaki biar fisik saya terlatih bergerak, berteman dengan mereka yang suportif untuk hidup positif, juga tidak lupa merayakan hidup dengan musik dan film.
Nggak, saya nggak lantas berubah menjadi super saklek, anti junk food, anti makan larut. Tapi, kini saya mulai belajar membatasi diri dan mencari penyimbang. Awkarin saja bisa kan paginya menyumbang ke panti asuhan dan malamnya mabuk-mabukan, masa saya tidak bisa hidup seimbang?
Kini Saya Berlatih Makan Teratur
Badan gembrot kaya gini pasti bohong kalau bilang nggak suka dengan fast food. Saya juga suka banget dengan makanan pedas, asin, dan asam. Bayangkan, kalau makan sambal pakai nasi hangat dan ayam goreng. Rasanya bahkan tak perlu sok-sok bertanya soal mendustakan nikmat dunia, karena jawabannya pasti "Surga!". Yang jelas, saya masih makan kok semua itu. Hanya, kini saya mulai berlatih mengingat waktu. makan. Sebisa mungkin saya makan makanan itu ketika makan siang. Pagi hari, saya tetap sarapan dan berusaha sarapannya sesehat mungkin.
Kalau di kos, saya biasa membuat oat setiap pagi. Oatnya biasa saya campur nori kalau ingin rasanya asin. Kalau ingin manis saya biasa tambahkan minuman yogurt. Kadang, kalau banyak waktu saya suka membuat overnight oat. Tinggal masukan oat, yogurt, museli, masukan ke dalam kulkas semalaman. Paginya tinggal saya santap. Tapi, kalau sedang sibuk atau waktu terbatas, saya ya sarapan seperti orang kebanyakan, tapi setelah sarapan saya biasa minum-minuman sehat buat mengimbangi.
Kalau malam, kadang masih kecolongan makan di atas jam tujuh. Saya tinggal minum yogurt biar bisa membatu mempercepat proses makanan tadi dicerna. Jadi, nggak kasian-kasian banget pencernaan saya. Enah kenapa saya cocok banget sama minuman yogurt terutama merek Yoforia. It's just work for me and my belly. Kadang juga saya cukup makan buah saja di malam hari, dan banyak minum air putih.
Kini Saya Mulai Berolahraga
Saya tidak pernah akrab sama olahraga. Oh, saya suka badminton dan renang, hanya sekarang udah jarang banget melakukannya. Selain itu, saya tidak minat dan tidak pernah main. Namun, dengan semangat mengimbangi kehidupan, kini saya menekuni olahraga berjalan kaki. Entah, saya tidak tau ini olahraga beneran apa bukan, yang jelas saya sangat menikmati berjalan kaki. Setiap minggu di hari Sabtu, saya selalu berjalan kaki minimal lima kilometer. Asik sekali, berjalan santai menikmati matahari pagi dan udara segar.
Saya biasa berkeliling kampus karena banyak pepohonan dan bunga-bunga. Sambil dengar playlist "Jalan Bahagya" yang saya buat di Spotify. Saya nikmati setiap keringat yang menetes, saya nikmati proses perlahan-lahan kaki saya mampu melangkah semakin jauh setiap minggunya. Saya nggak nyari kurus atau badan bagus kaya gimana kok. Sungguh. Saya hanya berharap berat badan saya kurang sedikit saja supaya saya bisa beli baju-baju keren di online shop. Namun, yang terpenting saya latihan supaya saya semakin kuat kalau traveling.
Apalah arti menjadi travel blogger kalau malah tidak kuat fisik melakukan jalan-jalan bukan? Pertanyaan ini tentu untuk menyindir saya sendiri. Karena saya sering merasa lelah dengan medan perjalanan yang berat. Padahal, biasanya tempat luar biasa itu ditempuh dengan blusukan yang panjang, yang butuh kekuatan fisik. Makanya kini saya melatih diri supaya bisa berjalan lebih jauh.
Jadi, Yoforia Itu Apa?
Oke, sepanjang postingan ini banyak sekali bertebaran foto Yoforia. Seperti yang mungkin sudah tertebak, Yoforia adalah minuman yogurt. Namun, minuman ini bukan sekadar minuman yogurt, tapi diklaim sebagai Next Level Yogurt. Cukup bisa dipahami, karena dari kemasannya saja minuman ini udah anti mainstream banget. Menyajikan kemasan seperti minuman kopi yang praktis dipegang dan diminum, Yoforia hendak merayakan semangat muda dari para konsumennya. Tetap tendi, prakis dibuka, dan tinggal minum sambil petantang-petenteng. Sungguh sangat millenials.
Soal rasa, Yoforia punya tiga pilihan yaitu Berry Smooth, Coffe Cream, dan Peach Delight. Kalau saya sih tim Peach Delight. Karena rasa peach yang tidak terlalu asam dan yogurtnya soft serta menyegarkan. Peach Delight cocok dimimun ketika malam hari atau sebagai penyejuk di hari yang panas. Rasa Berry Smooth enak juga, cocok diminum waktu sarapan. Rasa buah berry-nya asam-asam segar dengan sedikit perisa manis. Kalau Coffe Cream, karena saya bukan peminum kopi jadi saya nggak bisa bilang suka rasanya, namun dari hasil icip-icip rasanya surprisingly sangat soft dan cocok buat mereka yang suka kopi. Menarik sih sebenarnya kreasi ini, sayang saya memang bukan penikmat kopi.
How to drink Yoforia |
Yang jelas, minuman ini menyehatkan. Jadi Yoforia itu mengandung FatBlock yang kaya serat prebiotik dan bakteri baik. Jadi rasanya tetap enak, dan bisa mengkis lemak. Sejalan dengan semangat saya untuk lebih menyeimbangkan hidup. Semangat muda Yoforia juga menginspirasi saya untuk berjalan lebih jauh, merayakan euforia masa muda dengan berkarya, namun tidak lupa mencintai diri sendiri. Doakan saya tekun menghidupi gaya hidup seperti ini ya.
Yoforia bisa didapatkan di Alfamart, Alfamidi, Superindo, dan supermarket lainnya.
Oiya, nih hasil karya saya foto-foto pakai produk Yoforia waktu kemarin main ke Surabaya. Jangan lelah berkarya, tetaplah berjiwa muda!
Semoga bisa traveling semakin jauh lagi ya Ghana. Jangan lupa skripsi, dan jangan lupa pulang..
ReplyDeleteiyaaa Randy... sip-sip mana mungkin lupa pulang juga hehehe
Delete