Negeri yang etnisnya beragam ini juga memiliki makanan yang beragam. Banyak yang ramai dan harus mengantri, namun juga tidak sedikit yang nikmat namun masih tersembunyi. Inilah makanan-makanan yang saya santap selama di Singapura, yang rasanya bagi saya layak mendapat julukan "Endolita Rancak Bana".
Singapura memang boleh bangga dengan keberagaman etnisnya. Suku bangsa seperti Tionghoa, Melayu, Tamil, Minang, Thai, Jawa, sampai kaum kulit putih hidup berdampingan rukun dan damai. Ragam suku bangsa yang membentuk peradaban negeri ini selama ratusan tahun juga telah membentuk tradisi kuliner negeri menjadi sangat kaya. Cita rasa peranakan, percampuran antara budaya Tionghoa dengan budaya lainnya, lekat dalam resep-resep olahan makanan yang cenderung berkuah dan berempah.
Sebagai kota metropolis, kuliner ala barat nan modern juga hadir menjamur di negeri ini. Burger hingga Gelato mampu menjadi primadona yang membuat antrian panjang di depan kedainya. Saya menyukai semuanya. Burger dan Gelato, Nasi Lemak dan Mie Hainan, adalah Singapura yang saling bertolak belakang, namun sama-sama tidak bisa ditolak karena mampu mambuat lidah bergoyang.
Kampong Glam Cafe
Awalillah hari dengan berkunjung ke daerah Kampong Glam. Daerah ini dikenal sebagai kampung tua tempat etnis Bugis dan Jawa bermukim sejak ratusan tahun lalu. Lokasinya dekat dengan Masjid Sultan, masjid tertua dan terbesar di Singapura. Di dekat Masjid Sultan ada cafe yang sangat ramai. Kampong Glam Cafe namanya. Kedai makanan halal yang murah meriah.
Kedai ini mirip-mirip warung nasi rames di Jawa. Pengunjung bisa memilih lauk dan sayuran untuk jadi menu sarapannya. Selain itu, ada juga menu paketan, dan saya memilih paket nasi lemak. Minumannya juga beragam, dalam gelas platik besar. Cukup memuaskan dahaga akibat kelelahan dan kepanasan karena matahari yang terik di Singapura.
Total semua makanan ini sekitar 10 Dollar |
Soal rasa, nasi lemaknya standar saja. Ayam gorengnya cukup gurih, dipadukan dengan sambalnya yang pedas asam dan manis rasanya akan semakin lengkap. Nasinya, kalau menurut saya masih agak kurang "lemak"-nya sehingga masih sedikit hambar. Namun, jika tidak terlalu suka gurih dan pekatnya sensasi creamy dari nasi lemak, maka hidangan ini cocok untuk disantap. Di kedai ini juga ada gorengan seperti kroket atau yang disebut karipap, bakwan udang, samosa, masih banyak lagi. Bisa jadi obat rindu makan gorengan jika berkunjung ke Singapura.
Hawker Chan
Jika mencari makanan non-halal dan hidangan yang diakui enak oleh Michelin - organisasi yang suka memberikan predikat bintang pada restoran enak dunia - maka harus berkunjung ke Hawker Chan. Hawker Chan dulunya adalah sebuah kedai dalam hawker - food court - yang menjual masakan seperti mie, nasi, kewtiaw, dengan bumbu kecap dan ayam serta babi panggang. Harganya sangat murah untuk ukuran Singapura, namun rasanya yang nikmatnya bisa membuat antre hingga berjam-jam untuk sekadar menyantapnya.
Restoran dengan predikat Micelin Star yang menjual menu paling murah di dunia ini memang sungguh nikmat. Saya mencoba Nasi Ayam Panggang dan sensasi bumbu kecap yang gurih, sedikit manis, dan seolah meresap pada nasi yang sedikit kering sungguh adalah sebuah kesempurnaan rasa. Ayam panggangnya pas, masih sedikit basah dan manis dagignya, namun kulit luarnya sedikit renyah berpadu dengan bumbu yang begitu meresap. Kunci masakan ini sepertinya pada racikan bumbu kecap, yang mampu membuat mie, kew tiaw, dan nasi, dengan apapun lauknya terasa nikmat disantap. Oiya, lokasi kedai ini ada di daerah China Town. Kalau bingung, tanya-tanya orang saja pasti ketemu.
Fat Papas dan Brother Bird Soft Serve
Dua kedai ini berbeda lokasi, namun saling berdekatan dan berada di daerah Bali Lane. Kedai-kedai ini adalah era baru kuliner Singapura yang menampilkan cita rasa modern. Fat Papas adalah kedai burger yang dimiliki rapper terkenal Singapura, Seikh Haikel. Kedainya sungguh ramai, antreannya membludak meski harga burgernya relatif mahal untuk standar saya. Waktu itu saya mencoba Seikh Haikel Burger, burger spesial yang tidak tertulis di menu, namun menjadi signature dish dan favorit sang rapper jika bertandamg ke kedainya. Rasanya, asin banget untuk saya. Namun, dagingnya tebal, burgernya besar, kentangnya melimpah, cocok dengan harganya dan asik untuk disantap beramai-ramai.
Sementara itu, Brother Bird adalah kedai gelato yang interior lokasinya sangat kekinian dengan desain ala rustic industrial. Gelatonya enak, rasanya benar-benar sesuai dengan nama gelatonya. Jika rasa nanas, maka rasanya seperti nanas alami, bahkan ada serat nanasnya. Jika rasa almond, maka rasanya seperti memakan almond sesungguhnya. Seperti tidak ada rasa yang dibuat-buat, pun tidak terlalu manis. Itulah mungkin yang menjadi keistimewaan tempat ini: rasanya benar-benar alami dan dibuat dari bahan alami. Gelatonya juga cepat meleleh, tidak ceramy, dan tentunya cocok untuk menyejukkan suasana panas di Singapura.
Nam Ya Pa Golden Mile Complex
Nam Ya Pa sebenarnya adalah nama masakan Thailand. Saya mencoba masakan ini di sebuah kedai yang bahkan tidak ada papan namanya, sehingga tidak tahu apa nama kiosnya. Kedai ini berada di Golden Mile Complex, terjepit di antara kios pengiriman uang dan agen tiket bus. Meskipun relatif lebih sempit dan sederhana
dibandingkan banyaknya restoran Thailand di Golden Mile Complex, kedai
yang dikelola oleh pasangan asli Thailand, Awiai dan Thip ini adalah salah satu yang paling ramai dan laris serta
terkenal karena kelezatan makanannya.
Bagaimana tidak, Nam Ya Pa adalah hidangan mie dari tepung beras yang disiram kuah kare ikan yang pedas dan kaya rempah. Ditambah potongan ceker ayam yang sudah lunak dan bumbu kare yang meresap, masakan ini adalah kenikmatan bagi pecinta masakan bercita rasa pedas. Masakan ini semakin lengkap dengan ditambahkan lalapan yang sudah disediakan. Sungguh, kaya sayur, murah, nikmat, dan yang terpenting cocok untuk penggila pedas.
Honorable Mention
Ice Tea O, Roti Srikaya, dan Subway yang bisa ditemui di seantero Singapura
kok jadi laper ya. hahah
ReplyDeleteKlo saya sukanya makan makanan di restoran India jika sedang mampir ke Singapura. Kenapa? Karena murah dan porsinya banyak. Ahahaha
ReplyDeleteThanks sudah berbagi
duhh mendadak lapar euy..
ReplyDeletesalah nih baca artikel begini sebelum sarapan..