Bagi sebagian orang naik pesawat turboprof atau
baling-baling sangatlah menakutkan. Bagi saya, naik pesawat baling-baling adalah
cara kita untuk sadar diri, bertapa kecilnya kita di bumi ini.
Pesawat turboprof adalah pesawat yang di desain untuk jarak
jelajah dekat, yang mampu mendarat di bandara dengan landasan yang pendek. Pesawat
ini cocok untuk menghubungkan daerah-daerah terpencil yang bandaranya belum
layak untuk didarati pesawat sekelas Boeing atau Airbus. Di Indonesia, pesawat
turborpof banyak digunakan oleh maskapai penerbangan perintis untuk menjangkau
daerah pedalaman Timor, Papua, Kalimantan, dan daerah lain yang jauh dari
sentuhan pembangunan di bidang transportasi udaranya. Bandara daerah yang kecil
bahkan belum beraspal, memang hanya mampu didarati pesawat sekelas Cassa, ATR, N250,
dll. Pesawat baling-baling jadi andalan untuk menghubungkan manusia dan barang
di pelosok Indonesia.
Kenampakan alam selama perjalanan
Selain untuk mencapai daerah kecil, pesawat baling-baling
juga menjadi alternatif maskapai untuk menghemat dana operasional. Mereka menggunakan
pesawat turboprof untuk membuat rute-rute jarak pendek yang rutenya tidak menjadi
favorit penumpang, tetapi cukup potensial untuk digarap. Beberapa maskapai
membuat rute Semarang – Pontianak, atau Semarang – Surabaya, Bandung – Batam,
yang tidak banyak dijadikan rute pilihan orang untuk berpergian, tetapi mungkin setelah
dihitung-hitung masih layak untuk dibuka rutenya. Bagi sebagian orang, rute ke suatu
tempat harus melewati Soekarno-Hatta, atau Jogja, atau Hub besar lainnya dan
pakai pesawat berbadan lebar agar merasa aman dan nyaman. Bagi saya, mencoba
rute “aneh” dengan maskapai perintis adalah pengalaman unik menjelajahi
Indonesia lebih dekat. Ya! Lebih dekat. Karena ketinggian jelajah yang rendah,
pesawat ini membuat kita bisa melihat kenampakan bumi Indonesia lebih jelas
lagi.
Interior Kaltstar ATR-72
Lovely configuration 2-2
Akhir Februari lalu saya berkesempatan naik pesawat KalStar
dari Pontianak menuju Semarang. Rute “mainstream” kebanyakan orang biasanya
adalah Pontianak – Jogja, atau Pontianak – Soetta – Semarang. Beruntung Kalstar
menyediakan alternatif rute, dan memberikan penerbangan langsung ketempat
tujuan saya, Semarang. Ini adalah kali kedua saya terbang dengan rute ini. Kali
pertama, saya menggunakan pesawat ATR-72, dan kali ini saya berharap pesawat
yang diterbangkan juga sama jenisnya. ATR-72 adalah pesawat yang lumayan besar
untuk ukuran turborpof, yang mampu mengangkut penumpang hingga 72 orang. Dengan
konfigurasi seat 2-2, pesawat ini masih meyediakan leg room yang lumayan lebar,
bahkan sedikit lebih lebar dari leg room kelas ekonomi maskapai low cost
carrier. Maskapai Kalstar juga masih memberikan snack roti dan air gelas untuk
bisa dinikmati selama perjalanan.
Simply snack
Singgah bentar di Ketapang
Harap-harap cemas diruang tunggu, ahirnya saya dipanggil
untuk boarding dan masuk ke pesawat ATR-72 milik Kalstar dengan rute Pontianak –
Semarang, singgah Ketapang. Ya, pesawat akan berhenti sekitar 15 menit di
Ketapang untuk menurunkan dan mengangkut penumpang disana. Tetapi penumpang rute
Semarang tidak boleh ikutan turun untuk sekedar melihat-lihat atau menghirup
udara Ketapang. Masuk ke pesawat, penumpang bebas untuk memilih kursinya. Walaupun
tertera nomer di boarding pass, penumpang diperbolehkan duduk bebas, karena
pesawat sedang tidak full capacity. Agak sedikit chaotic sih, kasian penumpang
rombongan keluarga yang harus terpisah-pisah dan membuat pramugari melakukan pindah-memindah
orang. Tetapi dari segi tempat duduk, kursi yang disediakan nyaman, dengan
balutan kulit yang cukup empuk untuk dijadikan sandaran selama penerbangan satu
setengah jam.
Toiletnya lumayan bagus
Sabunya gak berfungsi, jadinya pakai sabun botolan bermerek
Bagasi pesawat ini terbatas. Anda tidak bisa membawa barang
terlalu banyak karena setiap penumpang hanya boleh membawa 8-10 kg bagasi yang
ditanggung, atau anda harus membayar kelebihannya. Bagasi kabin pun tidak
terlalu lebar, hanya cukup untuk dimasukan sekitar dua setengah tumpuk tas
laptop. Saya tidak yakin carrier backpacking anda yang berliter-liter itu bisa
dimasukan. Pesawat ATR-72 Kalstar ini tergolong pesawat baru. Mulai dioperasikan
sejak 2012, pesawat ini sudah memiliki fitur digital yang sama dengan pesawat
Boeing atau Airbus generasi baru, seperti welcome music, dan pemandu keselamatan
penerbangan yang telah direkam sebelumnya, sehingga kesannya lebih rapi dan
terstandar. Pesawat ini juga dilengkapi dengan satu Toilet dibagian belakang,
yang cukup bersih dan hampir semua fasilitasnya berjalan.
Tetap nyaman dan aman kok di cuaca mendung sekalipun
Hal yang sedikit tidak menyenangkan dari pesawat ini adalah
suara mesinnya yang lumayan bising. Meskipun kebisingannya telah jauh berkurang dari model
turboprof lama, pesawat ini masih kalah jauh dari tingkat ketenangan pesawat
berbadan lebar. Tetapi kebisingan tadi dapat terbayar dengan pemandangan indah
yang disuguhkan. Laut biru dan pulau-pulau bisa jelas terlihat dari jendela
pesawat ini. Melihat Indonesia dari pesawat ini benar-benar pengalaman yang berharga. Di pesawat ini juga ada
inflight shop, dimana dijual barang yang lucu-lucu dan susah ditemui di pasaran
biasa dengan harga yang relatif murah.
Intinya, mau naik pesawat turboprof atau
jumbojet sama saja, ada kurang dan lebihnya sendiri. Naik pesawat
Kalstar ini lumayan asik dan bisa mengantarkan saya ke tujuan dengan cepat dan
aman.
*Tulisan ini bukan sponsor. Saya sukarela
memberikan review hasil pengalaman saya untuk refrensi para pembaca*
0 comments:
Post a Comment