Saya
baru saja menyusuri pedalaman Kalimantan. Daerah yang saya jelajahi
adalah Kec. Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan
Barat. Daerah ini adalah kampung halaman ibu saya. Kami sekeluarga
pulang kampung, karena telah lama tak berkunjung pada keluarga dan rindu
pada suasana desa.
Kali inilah, untuk pertama kalinya bagi
saya, dan setelah berpuluh tahun bagi ibu saya, kami bisa mengunjungi
kampung kecil bernama Saneh yang menjadi tempat bermain ibu saya semasa
kecil, dan kampung asal nenek moyang saya. Perjalanan menuju ke Saneh
harus melewati sungai dan hutan.
Sungai dan hutan menjadi
nadi bagi orang Dayak sebagai sumber kebutuhan hidup sehari-hari. Dari
hutan mereka memperoleh kayu untuk membangun rumah, dan dari sungai
mereka mendapat ikan untuk dibuat lauk. Oleh karena itu, orang Dayak
begitu menjaga kekayaan alam di tanah ulayatnya. Photo Gallery ini
adalah gambaran, bertapa hutan dan sungai di Kalimantan menjadi nadi
bagi kehidupan orang Dayak.
Ini
adalah tipikal rumah orang Dayak. Terdiri dari kayu seluruhnya. Mereka
biasanya menggunakan kayu belian atau yang biasa disebut kayu besi. Kayu
ini tidak lapuk oleh air, dan kuat dari gigitan ngengat.
Kayu
untuk membangun rumah didapat dari hutan. Kayu ditebang sesuai
kebutuhan, tanpa rasa rakus untuk memiliki dan membabat habis hutan.
Semua seimbang, alam memberi, manusia menjaga tetap lestari.
Ancaman
rusaknya hutan juga tidak luput dari kampung kami. Deforestasi hutan
Kalimantan pada tahun-tahun belakangan ini cukup mengkhawatirkan.
Namanya
Ugas, dia tinggal disebelah rumah kami di kampung Semadu. Setiap pagi
dia main kerumah kami dan mengajak untuk mandi ke sungai. Tanpa alas
kaki, Ugas lincah menembus hutan di belakang rumah untuk memandu jalan
kami ke sungai.
Setiap
pagi dan sore hari sungai selalu ramai. Ibu-ibu mencuci dan mengambil
air, bapak-bapak mandi dan mencari ikan. Anak-anak juga tidak mau kalah.
mereka bermain, dan beradu selam, renang dan “Nembung”, aksi
menepuk-nepuk air yang menghasilkan sebuah irama.
Di
sungai yang lebih besar seperti sungai Kapuas, aktivitas masyarakat
yang terlihat akan lebih beragam. Mulai dari sekadar mandi, hingga
proses mobilitas barang dan manusia antar daerah.
0 comments:
Post a Comment