
— GMKA Ambarawa
5
menit sebelum saya menulis tulisan ini, saya sebenarnya punya postingan
yang lebih berkualitas dan siap untuk disebar luaskan. Apa daya, tab
browser saya tanpa sengaja terklik close dan Violaaa semua hilang
seketika. Sakitnya tuh disini *sambul nunjuk dada*.
Sampai
sekarangpun air mata masih ingin mengucur rasanya. Ketika seminggu ini
kehilangan ide menulis, dan akhirnya bisa mendapat ide, giliran
tangannya yang ceroboh menghilangkan semua ide yang telah tersusun baik.
Menulis ulang sama saja menghabiskan 1.5 jam saya yang lalu, dan
kembali membuang 1.5 jam kemudian hanya untuk mengisi blog ini dan
mengorbankan agenda malam minggu saya *meskipun jomblo tetap sok sibuk*.
Saya putuskan tidak menulis ulang perjalanan saya menyusuri sejarah
Semarang yang manis itu.

— GMKA Ambarawa
Ketika
hati ini emosinya sedang buruk, susah rasanya mengulang kembali sesuatu
yang baik yang gagal menjadi baik karena berhenti di tengah jalan.
Gengsi -tidak gengsi mungkin bahasanya- dan berat bagi
kita untuk mengulang sesuatu sambil mengingat sakitnya harus kehilangan
masa lalu yang cerah *cieeh. Optimisme mendadak hilang, emosi membuat
kacau dan kita hanya berhenti ditempat kita terjatuh, dan tetap
terkapar.

— Jalan Banyubiru, Ambarawa
Ketika
merencanakan sesuatu, terkadang di saat-saat akhir malah terjadi
keributan atau halangan yang besar. Konflik mucul dan ini membuat kita
terkadang menyesal telah memulai, atau muak untuk melanjutkan hingga
tuntas apa yang telah kita mulai. Ketika naik gunung, rasa lelah malah
timbul hanya beberapa ratus meter sebelum kita mencapai puncak, dan
seolah membuat kita putus asa bisa melanjutkan pendakian itu. Ketika
ingin keluar negeri, saat-saat paling menjengkelkan adalah ketika kita
sudah selangkah untuk berangkat, visa kita masih belum jadi atau bahkan
di tolak. Shits happen baby !

— GMKA, Ambarawa
Ketidak
pastian itu adalah satu-satunya yang pasti di dunia ini. Sehingga
jangan mau dikalahkan oleh ketidak pastian itu. Minggu ini bisa menjadi
minggu yang bijak, karena shits happen dan itu adalah sebuah ketidak
pastian. Siapa yang bisa memastikan bahwa saya akan memencet tombol
close tab tadi, atau bahkan tidak ada kepastian sehabis ini postingan
ini akan hilang atau tidak. Intinya selesaikanlah apa yang telah kamu
mulai. Apapun yang terjadi, berkerja keraslah untuk menyelesaikan
tujuan-tujuanmu. Ketika kamu memang niat, maka jatuhmu tadi bukanlah
jatuh yang bikin patah tulang, tetapi hanya jatuh lecet yang buat kamu
meringis tapi masih bisa tetap lanjut berjalan. Bahkan ketika niat,
tulisan 5 paragraf ini hanya selesai 10 menit, jauh lebih cepat dari
menulis postingan blog yang terbuang tadi. Boleh emosi, tetapi buatlah
emosinya jadi emosi yang membangun. Entah apa itu emosi yang membangun.
Tetapi dengan kecewa postingan yang hilang dan sakit hati mengingat
perjuangan menulisnya, maka saya tidak akan jatuh dan membiarkan minggu
ini kosong tanpa ada postingan baru di blog saya. Maka saya mulai
menulis dengan emosi, dan menghasilkan postingan ini. Bagi saya itulah
contoh pendekatan konsep emosi yang membangun.

—GMKA, Ambarawa
Akhirnya,
salam super sajalah untuk kita semua . Saya tidak bermaksud menggurui,
dan seolah lebih tau dari kebanyakan anda. Tetapi saya hanya bermaksud
untuk membagi emosi saya, agar saya tidak tenggelam dalam masa lalu dan
ga bisa move on *apasih *yakeleus Postingan minggu ini akhirnya selesai
juga dengan cerita lara, gundah gulana yang tidak jelas ini. Tetapi yang
telah dimulai harus diselesaikan bukan ?
0 comments:
Post a Comment