“Berwisata ke kota Semarang?” Tanya seorang teman.
“Ya!” Jawabku.
“Emang ada apa di Semarang?” Balasnya ragu.
Sepenggal
percakapan tadi adalah obrolan ku dan seorang teman yang ku ajak main
ke Semarang. Seorang sahabat yang kini bermukim diibukota. Dulu kami
bersekolah di SMA yang sama, tidak jauh dari kota Semarang. Ketika libur
panjang, kami siswa SMA ber-asrama diperbolehan keluar untuk berlibur.
Kami suka menjelajah tempat baru dengan gaya seorang“losteners”,
berjalan tanpa tahu arah tujuan, dan berharap bertemu suatu tempatyang
menarik. Alih-alih pergi ke ibu kota provinsi Jawa Tengah yang
sebenarnya
tidak jauh dari sekolah kami, kami lebih memilih pergi ke Jogjakarta.
Kami rela
berdiri sepanjang perjalanan dari Bedono – lokasi sekolah kami – hingga
Jogja
di dalam bus ekonomi, karena tidak mendapat tempat duduk. Kami suka
dengan
Jogja yang mudah dijelajahi hanya dalam satu hari liburan pendek.
Transportasi
yang mudah, objek wisata yang banyak dan menarik, serta ramahnya orang
Jogja
menjadi alasan kami memilih Jogja. Pilihan kami bukanlah Semarang, kota
yang berjarak hanya 45 menit
dari sekolah kami.
Kota Semarang
Tamat
SMA, takdir membawaku untuk berkuliah di kota
Semarang. Aku yang sangat menyukai eksplorasi kota, memulai eksplorasi
Semarang dan menemukan banyak hal menarik di kota ini. Kota ini memang
tidak
seperti Jogja dengan budayanya yang khas kerajaan Mataram. Semarang
membuat ku
terbuai dengan kisah masa lalu dan proyeksi masa depannya yang gemilang,
membuatku terbuai dengan pantainya yang aneh tetapi eksotis, dan
kehidupan
urbannya yang membuatku menyetarakan Semarang sama seperti Singapura,
Jakarta,
Penang, Pontianak, Makasar, Surbaya, dan kota lain yang menjadi pusat
kejayaan
jaman kolonial. Banyak budaya berkumpul dan membentuk peradabannya di
kota ini.
Makanan Semarang juga menggoda. Banyaknya budaya yang tinggal di
Semarang,
membuat kota ini kaya dengan kuliner. Anda dapat menemukan makanan khas
Jawa, hingga khas Tionghoa di kota ini. Menjelajah Semarang serasa
menelusuri
setiap jengkal peradaban manusia dari berbagai budaya.
Kak Indri dari Tindaktandukarsitek.com pose di Semarjawi
Asiknya naik Semarjawi
Tetapi teman tadi masih berkeluh kesah tentang bagaimana
menjelajah Semarang. “Semarang susah dijelajahi, bingung mulai dari mana”,
ujarnya. Ya, Semarang sangat luas. Banyak tempat menarik yang tersebar, tetapi
membingungkan untuk memulainya dari mana. Untungya sekarang sudah ada BRT, Bus
Rapid Transit yang jangkauannya sudah mencakup hampir seluruh Semarang. Busnya
ber AC, dan tiketnya hanya 3500 sampai tempat tujuan. “Tapi kan kalo naik BRT
nggak tau tempat wisatanya apa” sela temanku. Tenang, pemerintah kota Semarang
juga suah meluncurkan Bus Wisata dengan nama Semarjawi, singkatan dari Semarang
Jalan-Jalan Wisata. Sebuah bus bertingkat yang akan membawa anda menjelajahi
objek wisata menarik kota Semarang. Cukup habiskan satu hari anda untuk
mengenal Semarang secara lengkap dengan bus ini. Rute bus Semarjawi melewati
objek wisata, landmark, tempat kuliner menarik, dan pusat oleh-oleh, sehingga
sehabis ikut tur 45 menit Semarjawi, anda langsung tahu tujuan selanjutnya
ketika anda berwisata di Semarang. Mudah bukan?
Starting Point
Taman Srigunting
Anda akan memulai perjalanan dari tempat dimana
Semarang berjaya pada masa lalu. Ya! Kota Lama Semarang. Bus Semarjawi memulai
perjalannya di Taman Srigunting, persis di samping salah satu ikon kota Semarang, Gereja
Blenduk. Anda akan diajak berputar kawasan kota lama Semarang, mulai dari
kawasan perkantoran kota lama, titik nol Semarang, Kantor POS, Pasar Johar,
Jalan Pemuda, Lawang Sewu, Tugu Muda, Museum Mandala Bakti, Wisma Perdamaian,
dan kembali lagi menuju kota lama melewati stasiun Tawang, Polder Tawang,
Gereja Gedangan, Gedung Marba, Biara Suster Osf, dan berhenti lagi di Taman
Srigunting.
Wisata Sejarah
Sudut Kota Lama Semarang
Kantor POS besar Semarang
Memulai perjalanan dari Kota Lama, pasti objek wisata
sejarah adalah hal pertama yang anda lihat. Kota Lama Semarang adalah pusat
pemerintahan Semarang pada jaman kolonial. Sebenarnya sejak jaman
Belanda, komplek ini memang sudah dinamakan kota lama, karena pemerintah Belanda
melakukan ekspansi pembangunan kota Semarang ke arah selatan, mulai dari jalan
Pemuda hingga daerah Candi. Dulunya, kantor residen Semarang berdiri di lokasi
yang hari ini merupakan Gedung Keuangan Negara, tepat di samping Kantor POS. Selain
itu berdiri pula gedung pengadilan rakyat, yang hari ini menjadi sebuah
restoran ikan bakar.
Biara OSF Gedangan
Gedung multiguna Marabunta
Disamping asal mula pemerintahan kota Semarang, komplek kota
lama juga merupakan komplek perkantoran Belanda pada masanya. Terdapat pusat
dari kantor Oi Tiong Ham, raja gula yang pernah menjadi orang terkaya se-Asia
akibat bisnis gulanya. Adapula gedung Marba yang adalah sebuah toserba yang
tersusun dari bata merah. Terdapat bekas gedung teather yang ikonik dengan
patung semut di atap gedung tersebut yang bernama gedung Marabunta. Terdapat
pula biara suster-suster Fransiskan, yang mendirikan panti asuhan pertama di
Kota Semarang. Di biara tersebut terdapat sebuah kapel, dan konon katanya
ketika pertama kali berdoa disana, tiga permintaan anda akan dikabulkan. Di
seberang biara, terdapat gereja Katolik Gedangan yang tersusun dari bata merah
dengan ornamen bagian dalamnya yang masih terukir bahasa Belanda. Selain itu,
di sekitar komplek kota lama juga terdapat Masjid yang bersejarah. Ada masjid
Kauman dan masjid Menara yang bisa anda capai dengan berjalan kaki sehabis berkeliling dengan bus Semarjawi.
Wisata Kuliner
Toko Oen, tepat diseberang Sri Ratu
Dengan
naik Semarjawi, anda bisa melihat tempat yang bisa
memuaskan hasrat perut anda. Dekat dengan jembatan Berok, di kiri jalan
anda
bisa melihat Nasi Goreng Pak Karmin. Dengan nasi goreng babad khasnya,
Nasi
Goreng Pak Karmin telah bertahan hingga generasi ketiga. Buka di siang
hari,
tak jarang pukul dua siang pembeli sudah kehabisan akibat banyaknya
pesanan. Nasi
goreng pak Karmin sangat khas, dan masih menggunakan kecap produksi asli
Semarang. Suka yang lebih berkelas? Anda bisa datang ke Toko Oen. Toko
Oen
merupakan satu-satunya Toko Oen otentik yang masih bertahan hari ini.
Menurut
pemilik Toko Oen Semarang, Toko Oen Malang sudah dijual ke pihak lain
dan tidak
berafilisasi lagi dengan Toko Oen Semarang. Di Toko Oen, anda bisa
menikmmati
Es Krim yang nikmat dengan suasana jaman kolonial. Arsitektur bangunan
yang
sangat kental nuansa Eropa, membuat ada merasakan seperti seorang
bangsawan yang
menikmati perjamuan di Toko Oen. Selain Es Krim, Toko Oen juga
menyediakan
bakery, steak, sate, dan banyak makanan lainnya. Di dekat Toko OEN juga
terdapat Lumpia Mbak Lien, salah satu yang cukup terkenal dan nikmat
rasanya. Suka nasi ayam? Di seberang mall Paragon ada Nasi Ayam Ibu Pini
yang
dapat anda nikmati pada malam hari.
Wisata Belanja
Pusat perbelanjaan Paragon
Suka berbelanja? Maka dengan naik bus Semarjawi anda dapat
membidik tempat berbelanja anda. Mulai dari Pasar Johar yang tersohor, hingga
Sri Ratu atau Paragon yang berkelas bisa jadi pilihan anda. Pasar Johar menjual
berbagai hal, mulai dari kebutuhan sehari-hari, barang elektronik, hingga batik
dan kemeja kantoran dengan harga yang bisa ditawar. Jika anda ingin menjadi
seorang tengkulak baju, maka berbelanja di Pasar Johar bisa dimasukan dalam
bucket list anda. Suka belanja yang adem dan bermerek? Maka anda dapat memilih
pasar raya Sri Ratu, yang beberapa tahun lalu cukup legendaris. Sri Ratu sering
dijadikan pilihan para wisatawan luar yang naik kapal pesiar ke Semarang untuk
berbelanja, sebelum mall membanjiri Semarang seperti hari ini. Paragon juga
bisa dijadikan pilihan jika anda ingin mengunjungi mall yang berkelas. Sebagai salah
satu mall terbesar di Jawa Tengah, Paragon menghadirkan tentant kelas dunia
untuk bisa anda pilih.
Cara Naiknya Gimana

Mau Selfie di Semarjawi? Yuuk ke Semarang!
Kalau mau naik Semarjawi anda bisa melihat jadwal dan
membeli tiketnya di Café Retro, di belakang Taman Srigunting. Anda juga bisa
mengunjungi website semarjawi.com dan memesan tiket online di sana. Harga tiket
10.000 pada weekdays, dan 15.000 pada weekend.
“wah asik juga yaa jelajah Semarang” Komentar teman ku.
“Iyalah, naik Semarjawi aja makanya, bisa kok jelajah Semarang dalam sehari” sambung ku.
Sepertinya teman ku mulai tertarik dengan Semarang. Kapan giliran anda ?
0 comments:
Post a Comment