Saya
menghabiskan malam pergantian tahun dengan berkumpul bersama
teman-teman. Merasa jenuh dengan gemuruh kembang api dan riuh terompet,
kami menanti tahun baru dengan menonton Filosofi Kopi di televisi, dan
memanggang sosis Germany di kompor listrik. Tahun 2015, kami lewatkan
dengan syukur yang sederhana. Kami bersyukur telah melewati setahun lagi
yang penuh dengan kejutan dan kegembiraan, serta tak jarang air mata,
dan kesedihan.
2015 merupakan tahun yang luar biasa bagi
saya. Awal tahun lalu, saya berhasil diterima menjadi member Travel
Blogger Indonesia. Sejak saat itu saya mulai mengenal banyak teman baru
dari dunia travel bloging di Indonesia. Bergabung di komunitas juga
membuka banyak peluang bagi saya. Traffic blog saya naik drastis, dan
mendapat kesempatan untuk mengerjakan projek bersama perusahaan, hotel,
dan komunitas lainnya. Semangat saya untuk terus menulis semakin tinggi
karena saya merasakan betul ada apresiasi, baik langsung maupun tidak
langsung. Apa yang saya bagikan ternyata dibaca, dan harapannya bisa
menjadi referensi yang baik bagi pembaca.
Tahun 2015 juga
memberikan banyak pengalaman luar biasa bagi dunia debate dan MUN yang
saya geluti di kampus. Saya bisa mengikuti United Asia Debating
Championship, lomba debat bahasa Inggris prestisius tingkat Asia di
Bali. Banyak kawan baru dari berbagai negara, dan tentunya kesempatan
mengeksplorasi Bali untuk pertama kalinya. Saya juga berhasil menjadi
delegasi kampus untuk ikut London International Model United Nations.
Tak sabar rasanya mengikuti konferensi di London, ditambah bonus
mengeksplorasi kota terbesar di Britania Raya itu. Penerbangan ke London
akan menjadi long haul flight pertama saya, dan Turkish Airlines akan
mengantar saya hingga London 18 Februari nanti.
Tahun 2015
juga menjadi tahun dimana saya bisa pulang kampung lagi ke kampung ibu,
setelah sekitar 7 atau 8 tahun tidak pulang. Saya banyak belajar dari
kesederhanaan warga desa yang tidak banyak berubah sejak terakhir kali
saya pulang. Perjalanan ini juga menjadi berkesan, karena saya harus
melewati jalan-jalan Trans Kalimantan yang penuh lubang, bahkan di
beberapa sisi belum beraspal. Merasakan menyeberang sungai Kapuas di
pedalaman dengan perahu karena tidak ada jembatan, serta bermotor
membelah rimba raya menuju desa-desa. Meskipun pulang dari kampung saya
langsung kena cacar air dan menghabiskan sisa liburan di Pontianak
dengan berbaring di tempat tidur, saya sangat menyukai pengalaman
liburan tengah tahun di 2015.
Berpergian di tahun 2015 juga
berhasil mengurangi daftar tunggu di bucket list saya. Awal tahun ini
saya berhasil menjelajah kota Lasem di Kabupaten Rembang yang sudah lama
menjadi rencana saya. Saya juga bisa pergi ke Bandung, Jogja, Jakarta,
Cirebon, Solo, Ambarawa, dan juga Pontianak. Tak banyak memang, tetapi
bukankah perjalanan tidak melulu soal destinasi, tetapi juga cerita yang
terjadi setiap kita menuju destinasi itu. Pengalaman berkejaran
berganti peron kereta di Jakarta, atau harus tidur di losmen berkutu
kasur juga menjadi pengalaman di tahun ini, selain pengalaman menginap
di hotel bintang empat ataupun gala dinner di Ritz-Carlton Jakarta.
Semua
ini saya tulis bukanlah untuk pamer pencapaian, tetapi untuk
berterimakasih kepada siapa saja yang telah mengizinkan momen luar biasa
di tahun 2015 lalu terwujud. Kepada orang tua, saudara, teman-teman
kampus, teman Travel Blogger Indonesia, dan setiap orang yang saya temui
di tempat-tempat yang saya datangi. Kepada perusahaan dan hotel yang
telah memberikan kerjasama kepada saya, dan terlebih buat anda seluruh
pembaca blog ini. Semoga tahun depan segala sesuatu berjalan lancar, dan
berkat Tuhan terus melimpah untuk kita semua.
0 comments:
Post a Comment