Hari
yang cerah itu aku awali dengan menyelaraskan jiwaku dengan air.
Berenang, itulah caraku untuk merasa bertemu dengan sang pemilik
kehidupan. Entah karena memang aku adalah seorang Pisces, zodiak
berlambang ikan yang hidupnya di dalam air, atau karena memang aku
menyukai pantai dan hidup di kota pesisir, yang membuatku begitu
mencintai air.
Lovely day. Terkadang berenang bisa menenangkan jiwa
Telah
lama aku tidak berenang, sayang rasanya tidak memanfaatkan fasilitas
hotel tempat ku menginap. Kolam renang olympic sizenya puas ku arungi
pagi itu. Sehabis berenang sarapan telah menanti. Ku isi perut sampai
batasnya terasa penuh. Hari ini akan jadi hari yang panjang. Pantai dan
jalan-jalan kecil Bali telah menanti untuk dijelajahi.
Aku memilih
untuk berjalan kaki menuju Kuta dari hotel. Perjalanan kepantai
ditempuh hanya sekitar 10 menit berjalan kaki. Kulangkahkan kaki menuju
pantai melewati jalan Legian, dan toko-toko cendramata. Tak lelah tukang
pijat di depan setiap panti pijat menawarkan ku jasa pijat refleksi ala
Balinya. Ingin rasanya barang sejam dua jam berleha-leha disana, sayang
waktu memburuku untuk tetap fokus meneruskan langkah kaki. Di Kuta, kan
ku larungkan secarik kertas bertinta yang pernah kau tulis dulu
bersamaku.
Dua orang “Bli” sedang bercakap sambil menunggu dagangan
Siapa
yang tidak kenal dengan Pantai Kuta, pantai yang legendaris dan menjadi
destinasi wajib mereka yang pertama kali pergi ke Bali. Mulai dari
cerita bahagia sampai romatis ada di pantai ini. Bahkan cerita romantis
pantai ini sudah sampai kepadaku lewat lagu-lagu yang menceritakan kisah
cinta di Kuta, jauh sebelum aku merasakan langsung atmosphir dewi amor
di pantai ini secara langsung. Kuta menjadi tempat dimana aku hanya bisa
membayangkan memegang tangan mu, disaat mereka yang ada disini saling
bergenggam mesra sebagai wujud rasa cinta diantara mereka. Sepanjang
jalan menuju Kuta, ekspresi cinta tersebar dimana-mana.
Biru, sejauh mata memandang
Gapura
pantai Kuta yang gagah khas Bali menyambut ku. Debur ombak dan biru
laut menggoda iman dari kejauhan. Sebagai penyuka pantai, telah banyak
pantai ku jelajahi. Mulai dari pantai-pantai pembatas Kalimantan dengan
Laut Cina Selatan, pantai sepi Jepara, hingga pantai padang bunga berair
keruh di Semarang. Meski banyak orang yang berkata pantai yang ku
kunjungi selama ini biasa saja, bahkan tidak menarik, tetapi karena
kesukaan ku dengan pantai, maka semua pantai yang ku kunjungi tetap
terasa indah. Perasaan berbeda muncul ketika aku melihat Kuta. Seketika
aku menyadari apa yang selama ini orang katakan kepadaku. Pantai Kuta
memang begitu indah. Seketika aku jatuh cinta dengan pantai ini.
sekali-kali pose boleh lah yaaa :D
Kulangkahkan
kaki jengkal demi jengkal menjaga agar celana tak sampai basah ketika
melarung isi surat kita. Bukan surat apa-apa, hanya janji semu yang
pernah kau tulis kala aku sedang sakit di suatu hari di masa dulu.
Melarung, secara tradisional bisa diartikan sebagai penghanyutan masa
lalu, dan doa akan masa depan yang lebih cerah. Di kuta ku larung surat
kita, ku hanyutkan masa lalu ku, dan berharap ada cerita baru yang akan
datang. Tidak, tidak boleh ada lagi ada masa lalu yang menyakitkan.
A lovely beachwalk mall
Perlahan
surya meredup. Mentari memendarkan lembayung kemerahan di ufuk barat.
Malam semakin menjelang. Keriuhan Kuta belum berakir. Kuhabiskan sore ku
di Beachwalk, mall dengan konsep hutan tropis ini membuat ku berdecak
kagum. Ku teguk segelas artisan tea di salah satu kedai minuman
memandang lalu-lalang para pelancong. Kelebat individu yang ku kenal
tertangkap oleh mataku. Ku beranjak mengejar sosok itu. Seakan sadar, ia
berhenti dan menoleh kebelakang. Ia mendatangiku, “kemana saja kau, ku
pikir kau sudah lupa”, ujarnya padaku. Ria dalam hati membuncah kala
melihat dirimu. Kau juga disini. Aku tahu itu. Ku berlari dan memelukmu
dengan rindu. Ku dekap kau erat supaya tak lepas lagi. Tepat jika aku
telah membuang semua cerita masa lalu, karena hari ini ada cerita baru
yang akan ku bangun bersama mu. Selamanya, tak ingin terlepas lagi.
“checkout dari hotel mu malam ini, ikut aku ke Nusa Dua”
- Tamat -
0 comments:
Post a Comment